Rabu, 23 Maret 2011


BAB II

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA CURAH HUJAN PADA BALAI PSDA KUANTAN INDRAGIRI


2.1  Pos penakar curah hujan

Pos penakar hujan berfugsi untuk mengamati /mencatat parameter (jumlah dan intensitas) data hujan pada suatu daerah tertentu (tergantung penggunaannya) diantaranya digunakan untuk keperluan perhitungan nilai curah hujan efektif untuk tanaman padi dan tanaman pertanian lainnya dalam menentukan jumlah kebutuhan alokasi air dari bendung/bendungan dan sumber air lainnya. Penggunaan secara luas dalam suatu SWS yaitu dalam analisis ketersediaan air dan kegiatan konservasi daerah aliran sungai (DAS) serta pengendalian banjir daerah sungai.
Pos penakar hujan yang ada dibalai PSDA Kuantan indragiri Propinsi sumatra Barat ada dua jenis yaitu:
2.1.1        Pos penakar curah hujan biasa/RG
            Pos penakar hujan biasa/RG yaitu peralatan pos hujan yang digunakan untuk mencatat jumlah curah hujan secara manual dalam sehari, dilakukan dengan menggunakan Gelas ukur Berskala (isi setara 10mm) curah hujan yang tertampung pada alat penakar selama satu hari dukur/ditakar secara manual oleh petugas jaga setiap hari pada jam 7oo pagi.

CIMG0018
Gamabar 1. Pos hujan biasa / RG
2.1.2        Pos penakar curah hujan otomatis/ARR.
Pos penakar hujan otomatis/ARR yaitu peralatan pos hujan yang digunakan untuk mencatat jumlah curah hujan secara otomatis dalam sehari/seminggu/sebulan, pos ini dilengkapi dengan peralatan yang dapat merekam dan mencatat tinggi curah hujan secara otomatis yang terjadi pada setiap satuan waktu pengamatan.
Penenempatan bangunan pos hujan pada umumnya ditempatkan pada lokasi daerah tertentu (tergantung kebutuhan) bebas dari pengaruh bangunan, pepohonan disekelilingnya, dan peghalang lainnya yang memungkinkan dapat berpengaruh terhadap jatuhnya curah hujan pada komponen alat penerima (cerobong) dan dampaknya terhadap keakuratan hasil pencatatan pad peralatan pos hujan.

               CIMG0008
Gambar 2. Pos hujan otomatis / ARR

2.2 Tata cara pengoperasian peralatan pos hujan
2.2.1 Alat penakar hujan biasa/RG
            Pemasangan alat penakar hujan biasa pada posisi berdiri tegak pada balok kayu yang diperkuat dengan pondasi pasangan batu kali/batu merah dan diplester sedemikian rupa sehingga bibir cerobong penerima hujan ketinggiannya 1.20 m diatas permukaan tanah. Penakaran jumlah curah hujan pada alat penakar hujan biasa dlakukan secara rutin tiap hari, yaitu jam 07:00 pagi. Berdasarkan alat yang digunakan, terdapat dua jenis alat penakar jan biasa yaitu Hillman dan Thiess.
*      Tipe Hillman
a.       Buka tabung silinder rumah alat bagian atas secara hati-hati
b.      Angkat tandon air hujan dalam silinder rumah alat.
c.       Jika jumlah air dalam tandon lebih dari 10mm, lakukan pengukuran tiap 10 mm engan meggunakan gelas ukur standar (isi setara 10 mm)
d.      Lakukan pembulatan angka pada gelas ukur, sebagai contoh : jika air dalam gelas ukur melebihi 4.5 mm (4.6 mm) bulatkan menjadi 4 mm
e.       Jika selama penakaran terjadi hujan lebat, dan diperkirakan akan berlangggsung lama, dilakukan penakaran ditempat yang terlindng/rumah. Untuk bawa tandon air dan pasang kembali tabung rumah alat bagian atas seperti semula agar air hujan masuk kealat dapat diukur. Untuk itu tabung rumah alat bagian bawah tidak bocor.
f.       Jika terjadi hujan lebat sehingga ada air yang melebihi tandon, dan tumpah ketabung rumah alat bagian bawah, maka tumpahan air tersebut juga ditakar.
g.      Apabila tandon air sudah bocor, lakukan penakaran dengan membawa ember plastik, terutama jika terjadi hujan seperti langkah (hal e)
h.      Jumlah hujanhasil pencatatan pada hari/tanggal tersebut harus dimasukkan pada hari/tanggal sebelumya. Misalkan untuk penakaran jumlah hujan pada jam 07:00 tanggal 05 agustus 2007, maka datanya harus dimasukan pada tanggal 04 agustus 2007.

*      Tipe Thiess
a.       Untuk tipe thiess, buka/putar kran tabung MRR secara pelan-pelan dengan posisi gelas harus tepat dibawah kran.
b.      Atur keluarnya air dari kran, jangan sampai melebihi angka gelas ukur (10 mm) terutama jumlah air dalam alat MMR lebih dari pada 10 mm (hujan lebat), jika air yang masuk ke gelas ukur lebih dari 10 mm, masukan kembali ketabung MRR, jangan dibuang.
c.       Lakukan pembacaan tiap 10 mm, dan jangan lupa mencatatnya.
d.      Jika selama pengukuran atau penakaran terjadi hujan lebat dan di perkirakan akan berlangsung lama, lakukan penakaran di tempat yang terlindung atau rumah. Untuk itu siapkan ember plastik atau tempat air lainnya buka kran tabung MRR secara penuh, supaya air cepat berpindah ke ember plastik, lakukan sampai air dalam alat penampung hujan MRR habis.
Langkah-langkah lainnya dalam penakaran hujan pada pos hujan biasa tipe Thiess sama seperti Tipe Hilman. Terdapat perbedaan antara dimensi gelas ukur pada tipe Hilman, dan Thiess. Hal tersebut disesuaikan dengan luas bidang cerobong alat penerima hujan. Pada tipe Hillman luas bidang atau lingkaran penerima hujan adalah 200 cm2 sedangkan pada tipe Thiess adalah 100 cm2 oleh karena itu, ukuran gelas ukur yang digunakan akan berbeda. Pembacaan ketinggian air dalam gelas ukur harus dilakukan dengan posisi pandangan mata tegak lurus dengan gelas ukur dan posisi gelas ukur harus tegak.

2.2.2  Alat penakaran hujan atomatik (Automatik Rainfal Recar)/ ARR

Pemasangan alat penakar hujan otomatik dilakukan secara tegak lurus diatas pondasi pasagan batu kali/ batu merah dan diplester sedemi kian rupa sehingga bibir cerobong penerima hujan ketigannya 1.20 m diatas permukaan tanah. Pelebasan dan pemasangan kertas grafik ARR baru harus dilakukan sesuai degan tipe alatnya (harian, minguan, atau bulanan).
Untuk tipe harian dilakukan tiap hari jam 07:00 pagi, sedangkan untuk tipe mingguan dilakukan tiap hari senin jam 07:00 pagi. Untuk bulanan pemasangannya tergantung jumlah hari dalam satu bulan, pada jam 07:00 pagi. Jangan menggunakan blangko kertas grafik harian untuk tipe alat mingguan.

2.3  Pelepasan kertas grafik hasil pencatatan jumlah curah hujan
a.       Buka kunci gembok da lip pintu ruma ARR
b.      Untuk menghindari goresan tinta pada kertas grafik, regangkan tangkai mata pena sebelum melepas silinder kertas grafik . kemudan buka sekrup pengunci silinder yang terletak di bagian atas silinder (tiang as). Lepas dan angkat silinder kertas grafik dari dudukannya secara hati-hati.
c.       Untuk melepas kertas grafik, klip penjepit kertas kearah atas, jangan lupa mencatat tanggal pelepasan kertas grafik hasil pencatatan yang meliputi nama pos pengamatan, am, tanggal, hari dipasang dan dilepas serta nama pengamat
d.      Setiap pelepasan atau penggantian kertas grafik, dikontrol mengenai kekurangan yang ada seperti: goresan tinta pada kertas grafik, putaran jam(jika megalami keterlambatan) dan keterangan lainnya agar data yang berikutnya tetap akurat dan dapat dibaca.

2.4   Pemasangan kertas grafik baru
a.       Sebelum pemasangan kertas grafik baru pastikan bahwa kertas grafiknya sudah dilengkapi dengan tanggal pemasangan, nama pos dan keterangan lainnya yang harus diisi pada stmpel ketika pelepasan kertas grafik (hal c)
b.      Lilitkan kertas grafik pada tabung silinder secara merata, jangan sampai terjadi penggelembungan atau pelipatan karena akan mempengaruhi gerakan mata pena dan keakuratan goresan pencatatan, kemudian kunci dengan memaskan ujung klip penjepit kertas grafik pada lubang yang telah ditentukan, kemudian putar jam ARR secukupnya.
c.       Untuk tipe alat yang menggunakan jam digital (batu baterai), ganti batu baterai setiap pemakaian tiga bulan
d.      Letakkan atau pasang kembali tabung silinder yang telah terpasang kertas grafik pada duduknya, lakukan secara hati-hati jangan sampai kena goresan mata pena. Pastikan bahwa pemasangan sudah betul dengan cara mengontrol keterpautan antara gerigi pada as tiang tabung silinder dan gergi jam ARR, kemudian kunci kembali silinder dengan sekrupnya.
e.       Tempelkan kembali mata pena pada kertas grafik sesuai dengan penunjukkan skala sebelumnya, jam dan hari/tanggal (hari: senin untuk jenis mingguan pemasangan.
f.       Untuk mengecek goresan mata pena pada kertas grafik dapat dilakukan dengan cara menggoyang-goyangkan tangkai mata pena secara hati-hat.
g.      Ganti mata pena jka hasil goresannya sudah kabur, untuk mata pena isi ulang isi kembali mangkuk mata pena dengan tinta secukupnya, jangan sampai ada yang tertumpah.
h.      Setelah selesai tutup rumah ARR dan jangan lupa untuk mengunci kembali.

2.5  Pemeliharaan alat pos hujan  
*      Bangunan pos hujan
a.       Potong dan rapikan yang ada didalam pos dan sekitarnya
b.      Potong ranting dan batang pohon disekitar lokasi pos yang diperkirakan dapat mengganggu hasil keakuratan pencatatan da peralatan pos
c.       Lumasi engsel pintu pagar pos dan kunci gemboknya denga oli secara rutin untuk mengindari karat.
d.      Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pastikan bahwa setelah melakukan pengamatan pintu pos telah ditutup dan dikunci dengan benar.

*      Alat penakar hujan biasa
1.    Tipe Hillman
a.       Bersihkan tabung rumah MRR dan saringan cerobong penerima hujan dari debu, sarang semut dan kotoran lainnya secara rutin, khusunya jika tidak ada hujan.
b.      Bersihkan tandon dan tabung bagian dalam dari debu, lumut, yang menempel secara rutn, khususnya jika tidak terjadi hujan.
c.       Tegakkan posisi tiang penyanggah alat penakar hujan agar jatuhnya hujan pada cerobong penerima hjan berjalan normal
d.      Bersihkan gelas ukur dengan busa sabun dan kain halus agar angkanya mudah dibaca, ganti dengan gelas ukur baru jika angka skalanya sudah buram

2.      Tipe Thiess
a.       Bersihkan tabung rumah MRR dan saringan cerobong penerima hujan dari debu, sarang semut, dan kotoran lainnya secara rutin, khususnya jka tidak hujan
b.      Bersihkan bagian dalam alat penampung hujan dari timbunan deb dengan memaskkan air sebanyak mungkin dan membuka kran secara penuh
c.       Lumasi kran air dan bersihkan lubang dari sarang semut dan kotoran yang menenpel.
d.      Tegakkan posisi tiang penyanggah alat penakar hujan agar penerima hujan berjala lancar
e.       Bersihkan gelas ukur dengan busa sabun dan kain halus agar angkanya mudah dibaca, ganti dengan gelas ukur yang baru jika angka skalanya sudah buram.

2.6  Pengumpulan data hujan

Kegiatan pengumpulan data curah hujan merupakan kegiatan pokok dalam pengelolaan data curah hujan,  keberhasilan suatu perencanaan, pemanfaatan, pengendalian Sumber Daya Air (SDA) yang berhubungan dengan data curah hujan sangat tergantung pada keakuratan dan ketersediaan dari data curah hujan yang dikumpulkan.

Pos-pos curah hujan yang berada di wilayah Balai PSDA Kuantan Indragiri umumnya milik/dikelola oleh beberapa instansi antara lain:
·         Kimpraswil (Dinas Propinsi/PHU/Proyek/Balai PSDA atau Proyek Khusus)
·         Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
·         Pertanian
·         Perkebunan/Pabrik gula/Swasta
·         PLN/ PLTA
·         Universitas, dll.

Sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang pengelolaan hidrologi seperti yang tertuang dalam Kepmen Kimpraswil no 509/KPTS/M/2001 maka pengelolaan hidrologi untuk pos hidrologi yang dikelola oleh Dinas PU/PSDA Propinsi diserahkan kepada Balai PSDA propinsi diserahkan kepada balai PSDA. Dari hal tersebut pengelolaan curah hujan yang termasuk bagian hidrologi akan dikelola oleh balai PSDA.

Pos hidrologi yang dikelola oleh Instansi Lain, bilamana Balai PSDA Kuantan Indragiri Propinsi Sumatera Barat memandang perlu untuk mengumpulkan/mengelola data dari pos tersebut, maka Balai PSDA Kuantan Indragiri  dan Instansi Terkait tersebut perlu membuat surat kesepakatan bersama tentang pengelolaan hidrologi.

Kegiatan pengumpulan data curah hujan terdiri atas dua kegiatan :
a.       Kegiatan pencatatan dan pembacaan data di masing-masing pos.
Kegiatan ini dilakukan oleh para petugas lapangan/pengamat secara rutin sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tugas di lapangan yang telah ditetapkan, keakuratan suatu data sangat tergantung pada ketelitian petugas lapangan ini dalam mengukur dan mengamati alat penakar curah hujan yang ada di pos pengamatan curah hujan. Petugas lapangan yang diberi tugas sebagai pencatat data curah hujan merupakan penduduk setempat/pemilik tanah yang digunakan untuk pos curah hujan, sebelumnya petugas pencatat telah diberikan petunjuk tentang cara pengoperasian dan pemeliharaan pos penakar curah hujan
b.      Kegiatan pengumpulan data lapangan.
Kegiatan ini dilakukan oleh para petugas Balai PSDA Kuantan Indragiri secara rutin sesuai dengan dana operasional yang tersedia, petugas Balai PSDA datang secara langsung kepetugas pencatatan dilapangan, umumnya kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan inspeksi & monitoring pos, pengukuran debit dan pemberian honor petugas lapangan.

Ketelitian/akursi data lapangan merupakan persyaratan mutlak dalam pengelolaan data hidrologi selanjutnya, artinya pengumpulan data lapangan harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan prosedur mulai dari cara pemasangan kertas grafik, pencatatan awal pena pada alat yang bersangkutan maupun ketepatan waktu pengukuran/pengamatan data di lapangan.

Keakuratan data dari lapangan tersebut sangat tergantung pada kedisiplinan petugas/pengamat dan kondisi  alat pada saat itu. Agar petugas dapat melaksanakan dan mengetahui tugas yang dibebankan padanya maka petugas tersebut harus memiliki copy tentang tugas dan tanggung jawab sebagai petugas lapangan/pengamat. Selain itu petugas lapangan tersebut perlu dibina dan dilatih secara rutin.

2.7   Pengolahan data curah hujan

            Sesuai dengan visi dan misi dari pengelolaan hidrologi, maka hasil dari pengolahan data curah hujan yang diharapkan adalah dapat menyajikan data curah hujan yang akurat, menerus dan berkelanjutan sesuai dengan kondisi lapangan, tersusun dalam sistem database, dapat menyediakan data/informasi hidrologi yang tepat waktu sesuai dengan kebutuhan. 

2.7.1        Tahapan pengolahan data hujan :

          1. Pekerjaan persiapan
                        a. Perencanaan jadawal kegiatan lapangan untuk 1 (satu ) tahun.
                        b. Persiapan sarana dan prasarana kegiatan lapangan seperti :
                            - Personil.
                            - Dana.
                            - Kendaraan.
                            - Blangko.
                            - Peralatan untuk kelapangan.

2. Pekerjaan pelaksanaan dilapangan.
                      a. Pengumpulan data hasil pengamatan para petugas lapangan.
                 b. Pengolahan data mencari informasi tentang kondisi alat.
                      c. Monitoring kondisi pos dan peralatan.
                        d. Pembinaan personil lapangan (bila perlu).
                      e. Perbaikan darurat (bila perlu).
                      f.  Mengisi buku kunjungan
            3. Kegiatan di kantor.
Ø  Tahap pertama
            1. Membuat laporan hasil kunjungan lapangan.
            2. Registrasi data yang dikumpulkan.
     3. Data lapangan diolah dan hasil pengolahan data dimasukan   dalam sistem data base.
                  4. Arsipkan data lapangan.
Ø  Tahap ke dua.
                  1. Pengecekan hasil pengolahan data lapangan.
                  2. Mereview barchart tentang kemajuan pengolahan data lapangan.
                  3. Publikasi data hujan.
4.      Persiapkan data hujan untuk menunjang kegiatan perencanaan, pengembangan,
5.      pemanfaaatan dan pengendalian SDA.
Ø Tahap tiga.
Selurah data hujan arus dianalisa apa masih ada keraguan atau kekurang akuratan data serta penyimpangan data. Setelah data di analisa sangat diperlukan bagan alir pengolahan data curah hujan.
2.7.2  Proses memasukan data dari lapangan ke database
Setelah data-data yang didapat dari lapangan diolah maka data-data tersebut dimasukan kedalam database dengan mengentri data satu-persatu  dalam program Phidrologi. Program komputer ini merupakan sebuah aplikasi (program yang khusus dibuat untuk keperluan tertentu) database untuk mengolah data hidrologi. Data yang tercakup didalamnya meliputi :
-          Hujan harian (mm)
-          Hujan jam-jaman (mm)
-          Dan data lainnya.
Kemampuan utama dari database ini yaitu :
-          Perhitungan statistik meliputi minimum, maksimum, jumlah dan rata-rata
-          Grafik data harian dalam satu tahun, setengah bulan, sepuluh harian dan bulanan
-          Utility untuk memampatkan file data
-          Pengamanan aplikasi dengan password.
2.7.3 Cara kerja dari Program Aplikasi Database Hidrologi
            Adapun cara pengoperasian database ini adalah setelah membuka program Phidrologi, maka akan menemui perintah untuk membuka ” login” kemudian masukan kata kunci dan pengguna dari program tersebut setelah itu buka data hujan yang kita inginkan. Setelah data terbuka masukan data dari lapangan yang telah diolah sesuai dengan kolom yang ada pada database. Dengan membuka Statistik bisa dipergunakan sebagai print data dan print grafik seperti data-data Publikasi tahun sebelumnya yang ada pada Balai PSDA Kuanta Indragiri Dinas Propinsi Sumatera Barat saat sekarang ini.

1 komentar: